Oleh Kholis Bakri

Banyak hikmah puasa yang bisa dirasakan oleh tubuh kita. Lebih sehat dan jiwa lebih tenang

MKI Media- Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi berakhir dengan sia-sia. Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan kita dalam sebuah hadist, “berapa banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga (HR Ibnu Majah, An-nasa’i dan Al-hakim).

Puasa sebagai sebuah ibadah tidak sekedar menahan rasa lapar dan haus. Orang yang berpuasa sejatinya tengah melatih dirinya untuk mengendalikan hawa nafsunya yang selalu menyuruh pada perbuatan tercela.

Hawa nafsu  misalnya mendorong kita untuk menikmati berbagai hidangan makanan yang lezat. Kemudian di siang hari, kita harus menahannya. Bahkan, ketika sudah berbuka pun, kita dilarang untuk berlebihan.. “makan dan minumlah, tapi jangan melampaui batas, karena Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas. (QS. al A’raf. 31).

Ketika makan berlebihan, maka akan berdampak pada kesehatan dan memicu berbagai penyakit yang berbahaya. Orang yang sukses berpuasa, orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya.

Pada siang hari, orang yang berpuasa dilarang untuk melampiaskan hasrat seksualnya kepada pasangannya. Kemampuan pengendalian diri ini dibawa hingga di luar ramadhan. Kita menjadi orang yang mampu menjaga pandangan, dan hanya memiliki keinginan seksual dengan pasangan yang sah.

Puasa itu begitu banyak manfaatnya, untuk merawat kesehatan Jiwa. Karena, orang yang jiwanya sehat, fisiknya pun akan sehat. Meskipun, bukan ditujukan sebagai ketundukan kepada Alloh, puasa ternyata tetap berdampak positif secara medis, seperti yang dilakukan seorang psikiater asal Rusia, Nicolayev.

Ia mengobati pasien-pasiennya gangguan jiwa dengan berpuasa. Dalam terapinya, satu kelompok pasien diujicoba dengan berpuasa selama 30 hari, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Kelompok kedua diterapi dengan menggunakna obat-obat medis. Ternyata, setelah sebulan diteliti, kelompok yang berpuasa menunjukan hasil yang lebih baik.

Prof. Dadang Hawari seorang guru besar psikitari dalam penelitiannya juga menemukan bahwa gangguan jiwa non psikosis seperti phobia obsesif kompulsif dan panic disorder dapat disembuhkan dengan terapi puasa baik puasa di bulan Ramadhan maupun puasa sunah.

Oorang yang mengalami depresi karena permasalahan keluarga, tuntunan kerja yang tinggi, dendam dan kemarahan yang tidak terselesaikan tentu hidupnya tidak tenang. Ternyata mereka bisa diterapi dengan berpuasa.

Secara medis orang yang berpuasa mampu membuat jiwa lebih tenang, karena ketika berpuasa terjadi peningkatan serotonin dalam tubuh yang cukup signifikan hingga mampu menekan stimulan depresi. Selain itu,  di dalam otak manusia ada sel yang disebut dengan “neuroglial cells”. Fungsinya sebagai pembersih dan penyehat otak.

Saat berpuasa sel-sel neuron yang mati atau sakit  akan dimakan oleh sel-sel neuroglial ini. kondisi ini menyebabkan orang yang berpuasa memiliki ketajaman berfikir yang jernih sehingga mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya dan jauh dari depresi.

Begitu banyak hikmah yang bisa kita raih dalam ibadah puasa, apalagi kita menambah kualitas berpuasa kita, sehingga bisa meraih derajat orang bertakwa.