Oleh Dwi Sundari
Aku, Dwi Sundari, bukan keturunan Jawa yang lahir dan besar di Sumatera. Memutuskan merantau bersama pasangan hidup juga anak anak ke Paris van Java.
Selama tinggal 12 tahun di Bandung, mental rasanya di hajar tanpa ampun. Ditengah lemah lembut dan halus nya adat budaya, hidup dirantau itu memang luar biasa tajam dan pedasnya.
Rupa-rupa manusia ada ditanah rantau yang dituju, menjadi tidak mudah karena budaya yang sangat berbeda. Tapi bukan itu yang jadi rintangan yang ada dalam tiap langkah di tanah rantau.
Disini sungguh banyak kisah dan cerita
Ketemu yang alim tapi munafik
Ketemu yang lisannya memuliakan tapi sikap menghinakan
Ketemu yang manis tapi sadis
Ketemu yang playing victim dan merasa terluka
Ketemu mainset anjlok dan mengajak terperosok
Ketemu manusia toxic yang menggiring ke zona abu abu
Ketemu penipu yang kata kata nya mengandung bisa
Seorang wanita kodratnya menjadi istri dan ibu. Lagi lagi ini bukan pengorbanan, tapi semua pilihan.
Akan tetapi tak juga melepaskan kebutuhan menjadi diri sendiri, setelah larut dengan segala ilmu yang diharap memberikan rasa puas pada “keakuan diri” akhirnya pilihannya kucari Tuhan lewat kajian online ataupun offline. Sebagai seorang ibu, istri dan pelaku usaha, waktu itu menjadi sangat terbatas. Akhirnya hanya bisa belajar agama secara online.
Mendapat kenyamanan dari belajar dengan benar dengan ahlinya, bukan menjadikan hidup terasa lebih mudah, disinilah berawal segala ujian dan cobaan, Allah kasih teori yang harus dijalankan berikut ujian yang berbarengan.
Ternyata aku belum siap, rasa sesak dan sakit pada keadaan bagaikan pukulan yang datang bertubi tubi, lingkungan pun tidak ada yang bisa memahami, tekanan hidup yang membuat hati dan batin bertanya, ya Allah tolonglah, jangan tinggalkan hamba saat ini, jangan biarlah aku menyerah. Dalam setiap sujud, hanya ini yang bisa saya ucapkan berulang ulang wa ufawwiḍu amrī ilallāh, innallāha baṣīrum bil-‘ibād.
“aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”.
Hidup tetap dilanjutkan, tidak diam ditempat walau badainya terus berputar .
Episode baru dimulai dengan masuk MKI September 2022 (kalo gak salah)
Satu persatu jawaban datang dengan realisasi nya. Bertemu cyrcle yang membuat aku merasa melihat pijar dari suramnya keadaan. Mulai merasakan bertemu orang orang dulu nya cuma tersirat dalam khayal, orang orang yang penuh dedikasi juga semangat tinggi
Ketemu yang bisa merangkul tanpa memukul
Ketemu lingkaran pergaulan yang membuat saya merasa dihargai dan punya harga , setidaknya apa yang aku lakukan “saat itu” tidak mendapatkan tanggapan cacat dan tercela.
Aku memiliki sahabat yang sangat banyak, dari bocah hingga dewasa, tapi semuanya bertebaran di belahan bumi yang berbeda dengan jalan hidup dn takdirnya masing masing. Persahabatan itu memang bagai kepompong 😊 teruji dan terbukti. Watak masing masing sangat berbeda tapi soal saling dukung dan penuh doa, itu tak diragukan semua.
Masuk MKI asal mulanya memang karena Babe Haikal .. aku mengikuti cuitan yang sepaham dengan isi fikirku sejak tahun 2018 sepertinya.
Tak dipungkiri minat pada dunia politik tidak bisa dipendam dan dikubur dalam dalam hingga ke dasar bumi, inilah salah satu lantaran ada pada zona yang aku minati.
Sebelumnya dikenalkan dengan Haikal Assegaf sama suami, pas ketemu aaaah … bukan ini orangnya, bukan Haikal Assegaf tapi Haikal Hasan Baros broo… 🤣🤣
Awal September disore hari, iseng ku buka status wa teman UMKM atau tepatnya status siapa aja yang melintas, terlihatlah postingan teh Irma (panggilan sayang tuh) foto bersama dengan Babe Haikal Hasan di Masjid Trans Bandung.
Babe itu rada uniq dan banyak rakyat seperti saya yang berada di barisan oposisi yang suka pastinya
“Salam donk teh Irma” 😄, begitu lah aku mengetik komen di status nya.
“Kapan datang lagi ke Bandung, kabarin ya teh Irma” begitulah selanjutnya pesanku.
Ehhh … dimasukan ke grup sama teh Irma, nama grup nya MKI Jabar
Mulai kenal dengan beberapa orang di grup, salah satu yang paling wellcome adalah teh Poppy, aku sangat menyukainya, bertemu juga dengan Abah Ibun dan seterusnya.
Karena aku merasakan dengan insting dan pengalaman berorganisasi, banyak potensi yang oke di MKI, aku masukkan juga teman teman yang santun juga beradab serta punya bisnis untuk bergabung di MKI. .
Gak ketinggalan kesempatan market day dipergunakan semaksimal mungkin di hari Sabtu Minggu, mulai banyak tuh orderan ke saiyah jadinya 😄🥰 Alhamdulillah.
Dulu maah.. susah ikut kajian subuh.. kuota penuh terus zoom nya, jika dibuat gambaran kala remaja, seperti mau nelpon idola untuk kirim-kirim salam lewat radio yang dibacakan seorang penyiar dengan suara yang bagus dan waah.
Ma syaa Allah isi kajian nya ..
Kebiasaan ku mendengar, menulis dan membaca, tak lupa diulang ulang bacanya.
Kalau waktu kosong . Akan dibaca ulang dan mencari referensi tambahan nya. Eeh dapet tanggapan positif dari teh Poppy yang penuh dedikasi dan Ketum yang sebenarnya jenaka tapi saat berkomentar buat Anggota Jabar kena mental dan hatinya mengecil sekali.
Mulailah aku jatuh hati dengan pesona ustadz Doddy yang kalau kasih kajian pake slide
Sangat terstruktur dan priyayi banget
Liat kajian tuan guru yang santai dan emak emak pasti akan sangat suka, gaya bahasanya memperbaiki tanpa ada rasa diadili
Liat kajian ustadz Sahal siang hari jam 11.00-12.00 siang
Sumpeeeh .. ! saya jenis manusia yg tidak percaya pada perdukunan dan hal gaib sebelumnya, walau banyak sekali terlihat carut marutnya kehidupan manusia karena magic yang tak punya manfaat
Magic com lebih bisa dipercaya asal ada listriknya.
Asyik sekali dengar kajian kesehatan dari dokter Adit (bener gak nih namanya) juga dokter Fiki
Punya banyak input ilmu hukum dari ustadz Mohammad yang sampai sekarang masih saya ikuti walau sudh terganti dengan Ustadz Saefullah yang suaranya bagus sekali
Saat memilih hijrah ke Bandung, secara materi kondisiku pernah sampai di titik minus, dengan keadaan mental yang jatuh bangun.
Tapi secara kepercayaan diri, tetep aman dan santuy, hal ini mungkin banyak dibenci yang memusuhi 🤣🤣..
Aku sangat jatuh hati dengan MKI dan in Shaa Allah semakin cinta dengan konsep mencintai karena Allah, MKI grup pertama yang saya ikuti, dan tanpa ada rasa sedikitpun untuk pergi walau aturan nya ketat sekali.
Sering sekali terbersit dalam hati, aku punya apa sih untuk diberikan pada MKI, tak dipungkiri ada rasa nelongso juga tidak mampu berkontribusi. Tapi selalu ada kata kata yang bisa dipetik dari setiap kajian yang diikuti, jika tidak punya materi untuk dijadikan sumbangsih, in Shaa Allah punya yang lain untuk sebagai aktualisasi dalam partisipasi.
Dari banyak nya member di MKI .. aku belajar untuk melihat “proses” untuk “berproses” menjadi punya arti dlm setiap langkah yang tujuan nya pasti
Punya power untuk tidak terombang-ambing dalam keraguan
Dari semua nya aku belajar ..
Perlu nya saling melengkapi untuk menyempurnakan tak jauh dari kata perfect
Teori itu banyak sekali, tapi dari semua nya aku merasakan betapa sikap dan hati semuanya menyatu dan benturan tak membuat bercerai berai
Tengkiyuuh for all
Hidup memang lebih berwarna bersama kaleaaan semuaa