Oleh Kholis Bakri
MKI Media– Seorang muslim tak sekedar mengetahui atau menghafal Asmaul Husna, tapi harus mengamalkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari. Begitu banyak rahasia yang terkandung dalam nama-nama Allah yang Maha Agung. Salah satunya, Al Majid, yang artinya Maha Mulia
Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Syarah Asma’ Al-Husna menjelaskan Al-Majid memiliki arti yang mulia Zat-Nya, yang indah perbuatan-Nya, dan yang agung pemberian-Nya. Sifat ini menghimpun makna dari beberapa sifat Allah yang lain, yaitu Al-Jalil (Zat Yang Maha Mulia), Al-Wahhab (Zat Yang Maha Pemberi), dan Al-Karim (Zat Yang Maha Pemurah).
Menurut Ibnu Qayyim: “ Allah mensifatkan Diri-Nya dengan “Al-Majid (keagungan)” yang maksudnya terkandung dalam nama tersebut semua makna kesempurnaan dan keluasan sifat Allah, juga tidak mampu makhluk menghitungnya, maha luasnya perbuatan-Nya serta banyak dan terus menerus kebaikan-Nya kepada makhluk… (Tibyan fi aqsam Al-Quran)
Manusia dengan segala keterbatasannya harus berusaha meniru sebagian dari beberapa sifat Al-Majid. Ini tentu sesuai dengan kadar dan kemampuannya. Tak usah ragu untuk melakukan kebaikan terhadap sesama, Tak sedikit kisah seorang yang sering kali tertindas dan terlihat lemah, tetapi punya perangai yang baik dan luhur. Ini menjadikannya memperoleh derajat yang agung di hadapan Allah Ta’ala.
Asmaul Husna Al-Majid memiliki arti, yaitu Yang Maha Mulia. Lafadz Al-Majid berasal dari kata majada-yamjudu-majdan yang berarti mulia, tinggi atau mencapai batas maksimal. Akar kata Al-Majid dalam bahasa Arab Klasik juga memiliki beberapa arti lain seperti menjadi mulia, bermartabat, mulia dan terhormat untuk dipuji, ditinggikan, luhur terbuka, berlimpah, dan sangat murah hati.
Al-Majid secara sederhana memiliki makna, bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya Dzat Yang Maha Mulia dan kemuliaan-Nya tidak akan terganggu oleh perilaku serta sifat seluruh makhluk-Nya. Allah juga memuliakan makhluk-Nya menggunakan kemuliaan-Nya.
Karena itulah, kata al-Majîd tertuju pada dua aspek, pertama menjelaskan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Mulia, dan kedua menjelaskan bahwa dengan kemuliaan-Nya Allah memuliakan makhluk-Nya. Bukti Allah memuliakan hamba-Nya, seperti disebutkan dalam firman-Nya.
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”(QS. At Taubah [17]:70)
Karena Allah telah memberikan kemuliaan itulah, maka tak ada alasan bagi kita untuk memuliakan dan mengagungkan Allah, seperti dalam shalat kita. Inilah posisi terdekat kita kepada Allah, bagi orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. Menurut Ustadz Doddy Al-Jambary, orang yang ikhlas, dialah orang yang khusyu dalam shalatnya. Ia tidak butuh pujian dan sanjungan dari manusia lain. Cukulah ia dimuliakan oleh Allah.
Dengan shalat pula, sesungguhnya manusia telah dilatih oleh Rabb-nya. Ada banyak hikmah yang bisa diraihnya, misalnya gerakan shalat dimulai takbiratul ihram hingga salam, kita dilatih untuk hidup tertib. Tumaninah, atau sikap tenang yang menjadi rukun shalat juga seharusnya tidak hanya di dalam shalat, juga dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ketika menutup shalat dengan salam, kita dilatih untuk berakhlak yang mulia, dengan menebar keselamatan bagi orang lain. “Kita dimuliakan Allah dengan shalat,” kata Ustadz Doddy Al Jambary dalam kajian Asmaul Husna di Majelis Keluarga Indonesia (MKI), Rabu, 7 Agustus 2024 (selengkapnya bisa diakses di akun Youtube MKI)
Dalam ayat lain, Allah menyebut diri-Nya Al Majid dalam ayat berikut ini:
قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ –
Artinya: “Mereka (para malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.”(QS. Al Hud [11]:73)
Al-Majid adalah salah satu asmaul husna yang memiliki beberapa sifat. Ia tidak hanya mengandung satu makna saja. Maknanya adalah Dzat yang luas dan agung sifat-Nya, banyak dan mulia sifat-Nya. (Ensiklopedia Asmaul Husna karya Syaikh Abdurrazaq, hal:464).
Beribadah dengan nama Allah Al-Majid, yaitu dengan cara mengagungkan dan memuliakan apa saja yang Allah muliakan. Diantaranya, Allah menamai Al-Quran kitab-Nya dengan Al-Majid, maka wajib bagi memuliakan kitab-Nya. Dengan cara banyak membacanya, memahaminya, mengamalkan dan mendakwahkannya.
Berdo’a dengan nama Allah Al-Majid Berdoa dengan nama ini yaitu dengan cara banyak bersholawat kepada Nabi Muhammad Shallallah alaihi wasallam. Karena diakhir sholawat tersebut ditutup dengan bacaan: إنك حميد مجيد Artinya:……. “Engkau adalah Maha Terpuji dan Maha Mulia”.
Wallahu ’alam