Oleh Tuan Guru Suparman Fajar

MKI Media. Al-Fatihah memiliki banyak keutamaan karena sebagai inti kitab suci Al-Qur’an (ummul kitab). Al-Fatihah juga menjadi rukun dalam ibadah shalat. Tidak sah shalat seseorang jika tidak membaca surat ini. Keutamaan lainnya sebagaimana kemukjizatan Al-Qur’an, bahwa Al-Fatihah sebagai surat yang biasa dibaca untuk penyembuhan atau terapi ruqyah.

Begitu banyak penjelasan dalam Al-Quran bahwa ayat-ayat dalam Al-Quran sebagai penawar yang sempurna dari berbagai penyakit baik fisik maupun non-fisik. Allah Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

“Katakanlah: “Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman“.(QS Fushshilat/41 :44)

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

 “Dan kami turunkan dari Al-Qur`an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman“.(QS Al Isra/17:82).

Dengan demikian, Al-Qur`an merupakan penyembuh yang sempurna diantara seluruh obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat bagi seluruh penyakit dunia dan akhirat. Begitu pula dengan surat Al-Fatihah yang digunakan sebagai bacaan ruqyah. Salah satu dalilnya disebutkan dalam hadits dari Abu Sa’id Al Khudri berikut ini,

Dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu berada dalam safar (perjalanan jauh), lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamunya.

Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah, karena pembesar kami tersengat binatang atau terserang demam.”

Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.”

Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah.

Akhirnya, pembesar tersebut sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya tadi kepada beliau.

Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa mengetahui Al-Fatihah adalah ruqyah?” Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.” (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201)

Hadist ini menunjukkan, Al-Fatihah sebagai ruqyah dapat menyembuhkan penyakit fisik, seperti akibat sengat hewan berbisa. Ada sebuah kisah yang dialami oleh Ibnul Qayyim rahimahullah. Ia berkata,  “Aku pernah menginap di Makkah selama beberapa saat lalu aku jatuh sakit, aku tidak mendapatkan satupun dokter di sana, maka aku mencoba mengobati diriku sendiri dengan membaca surat Al-Fatihah, dan aku dapati perubahan yang sangat menakjubkan, sejak saat itu aku sering memberikan saran kepada orang-orang yang mengeluh akan penyakitnya untuk membaca Al-Fatihah dan banyak dari mereka mendapatkan kesembuhan dengan cepat.”

Membaca Al-Fatihah untuk menyembuhkan juga harus diiringi dengan rasa percaya dan yakin kepada Allah, dengan mentadabburinya. Salah satunya, yang telah kami tulis dalam Buku Tadabbur Al Fatihah, sebuah rangkuman kajian tadabdur setiap malam di Majelis Keluarga Indonesia (MKI). Bahkan, kami pun membedah buku tersebut setiap Jumat pagi di kajian daring bersama MKI. Bagi yang tidak sempat mengikutinya juga bisa mengaksesnya rekamannya di Youtube. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi jalan untuk mendapat hidayah dari Allah Subhaanahu wa Taala. Aamiin