Oleh Kholis Bakri
Kota Yerusalem pernah dikuasai oleh kaum Bani Israel dalam kepemimpinan para nabi. Tapi, kota yang pernah memancarkan cahaya tauhid ini akhirnya harus redup dan sempat menghilang.
SETELAH tersesat selama 40 tahun, mereka akhirnya bisa masuk ke Palestina dari arah Yordan, pada tahun 1156 SM, dengan menaklukkan sebuah kota bernama Jericho. Pasukan yang dipimpin Yusa bin Nun memiliki misi untuk menegakan dakwah tauhid untuk memerangi kaum paganis penyembah berhala, Meskipun telah mendiami Jericho kaum Bani Israel belum berhasil memasuki Yerusalem, sampai kaum ini dipimpin oleh Nabi Daud ‘alaihissalam.
Namun, tidak semua kaum Bani Israel ini patuh pada perintah nabinya, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur’an, “apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israel sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka: “angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah”. nabi mereka menjawab: “mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang”. mereka menjawab: “mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?”. maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. dan Allah maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.(QS al Baqarah: 246)
Ketika Bani Israel dipimpin Raja Thalut, dalam barisan pasukannya, ada seorang pemuda yang bernama Daud, yang kemudian Allah angkat menjadi seorang nabi. Nabi Daud yang berhasil mengalahkan Jalut, seorang panglima perang perkasa yang ditakuti oleh banyak musuh. Sejak itulah, Daud diangkat menjadi raja untuk memimpin kerajaan Bani Israel di Yerusalem pada tahun 995 SM.
Kekuasan Nabi Daud di Yerusalem berlangsung hingga 80 tahun, kemudian dilanjutkan oleh putranya, Sulaiman alaihissalam, yang juga diangkat oleh Allah menjadi seorang nabi. Pada masa inilah Nabi Sulaiman membangun kembali tempat peribadatan yang disebut dengan nama Haikal Sulaiman.
Haikal Sulaiman sesungguhnya merupakan Masjidil Aqsa yang telah dibangun oleh Nabi Adam alaihissalam. sebagaimana diceritakan Rasulullah dalam haditsnya, diriwayatkan Abu Dzar al-Ghifari ia berkata, aku bertanya kepada Rasulullah, masjid apa yang paling pertama dibangun di muka bumi ini ? Rasul menjawab. “Masjidil Haram.” Kemudian apa? “Lalu, Masjidil Aqsa.” Abu Dzar kembali bertanya, berapa tahun antara keduanya? Nabi menjawab, “40 tahun.” (HR Bukhari Muslim).
Sepeninggal Nabi Sulaiman, Kerajaan Bani Israel terpecah menjadi dua, kerajaan Israel di bagian utara Palestina, dan kerajaan Yahuda di bagian selatan. Eksistensi kerajaan Israel berlangsung sekitar 200 tahun hingga datanglah Bangsa Asiria, untuk menaklukan kerajaan Israel. Kaum Israel pun akhirnya melarikan diri ke wilayah Haran, Kurdistan dan Persia. Sejak itulah, tak ada lagi jejak Bani Israel di Yerusalem.
Sementara itu, Kerajaan Yahudi dijatuhkan oleh Nebukadnezar dari Balilonia (sekarang wilayah Irak) pada 586 SM. Banyak kaum Bani Israel yang ditawan dan dibawa ke Babilonia, sebagian melarikan diri ke Mesir.
Pada tahun 539 SM, Yerusalem diserang Raja Cyrus dari Persia. Pada era inilah, Bangsa Israel atau kaum Yahudi diperbolehkan untuk menetap kembali di Yerusalem dan membangun tempat peribadatannya. Mereka juga mendapatkan otonomi untuk menjalankan pemerintahnya di bawah kekuasaan Persia.
Namun, pada tahun 332 SM, Yerusalem ditaklukan oleh Alexander Agung dari Macedonia. Meskipun diperbolehkan tinggal di Yerusalem, Bani Israel dibatasi otoritasnya hingga kekuasaan beralih ke kerajaan Romawi pada tahun 63 SM. Namun, pada masa inilah, Bangsa Israel melakukan pemberontakan.
Raja Titus berhasil memadamkan pemberontakan Bani Israel. Untuk melampiskan kemarahannya, Raja Titus menghancurkan tempat peribadatanya, dan mengusir mereka dari Yerusalem. Bahkan, pada masa Raja Adrianus, kota Yerusalem dihancurkan dan dibangun kembali menjadi sebuah kota baru dengan nama Elia.
Pada saat Yerusalem berada dalam kekuasan Romawi inilah, Allah Ta’ala mengutus Nabi Isa alaihissalam. Nabi Isa diutus Allah Ta’ala kepada kaum Bani Israel untuk menyampaikan risalah tauhid, sebagaimana para nabi sebelumnya. Inilah ajaran untuk menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukanNya. Kaum Bani Israel, sebagian ada yang beriman, sebagian golongan lain kafir, sebagaimana disebutkan dalam Surat Ash-shof ayat 14.
Para pengikut Nabi Isa disebut kaum Hawariyyun. Merekalah yang menyebarkan ajaran tauhid, yang dikenal juga dengan sebutan Nasrani. Sementara, kelompok dari keturunan bangsa Yahudi yang ingkar, menghasut Raja Romawi untuk menangkap dan membunuh Nabi Isa, dengan tuduhan ingin memberontak dan menjadi raja.
Namun, konspirasi bangsa Yahudi digagalkan oleh Allah, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an, ada seseorang yang diserupakan dengan Nabi Isa, kemudian ditangkap dan disalib oleh pasukan Romawi.
Kaum Nasrani dikejar-kejar oleh kerajaan Romawi dan ajarannya dilarang. Dalam perkembangannya, ajaran mereka berubah namanya menjadi agama Kristen. Pada tahun 330 Masehi, terjadi loncatan terbesar ketika Raja Romawi Timur Konstantin memeluk agama Kristen. Karena, pada saat itu Raja Konstantin membangun Gereja Kebangkitan yang terkenal dengan Geraja Makam Suci di Yerusalaem. Diyakini, di sinilah tempat kebangkitan Yesus oleh umat Kristiani. Sementara orang Yahudi tetap dilarang memasuki kota Yerusalem.
Pada tahun 611 Masehi kembali terjadi peperangan. Kerajaan Persia berhasil menaklukan Kerajaan Romawi dan menguasai kota Yerusalem. Namun, hanya berlangsung hingga tahun 628 Masehi. Raja Heraklius dari Romawi Timur kembali merebut Yerusalem dari Persia.
Saat itu, Kerajaan Romawi Timur dan dan Kerajaan Persia merupakan dua negeri adidaya yang memegang kekuasaan di dunia. Namun, muncul kekuatan baru dunia dari Jazirah Arab dari kota Madinah, yaitu kekuatan Islam yang dipimpin oleh nabi terakhir, Muhammad shollallahu alaihi wa sallam. (Bersambung)