Oleh Kholis Bakri
Orang yang mati bunuh diri, tidak akan diterima oleh bumi. Karena itu, arwahnya akan gentayangan..atau orang yang mati karena dibunuh secara keji, akan bangkit dari kubur untuk membalas dendam.
Benarkah?
Kisah ini sering kita saksikan dalam film-film horror. Namun, mitos ini sudah tersebar luas di masyarakat, diperkuat lagi dengan pengakuan sebagian orang yang melihat penampakan hantu, mulai dari pocong, kuntilanak, gandarewo hingga wewe gombe.
Konon, mereka adalah arwah-arwah penasaran yang mendiami sebuah tempat angker.
Diceritakan, Elvis Presley, raja rock and roll era tahun 70-an, sering terlihat di rumahnya di memphis, Amerika Serikat, elvis yang dibunuh oleh fansnya sendiri, seolah-olah ingin kembali ke dunia. Begitu pula, king of pop, Michael Jackson, yang meninggal tahun 2009, pernah tertangkap kamera di rumahnya di Neverland.
Mari kita melihat fenomena ini dari kaca mata Islam, supaya masyarakat tidak dibodohi dengan berbagai mitos.
Hantu sesungguhnya adalah jin yang memiliki kemampuan untuk menyerupai apa saja, sebagaimana dikisahkan dalam berbagai riwayat hadist. Jin pernah mendatangi kaum musyrikin mekah berwujud suraqoh bin malik, dan menjanjikan kemenangan bagi mereka, untuk melawan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Sahabat Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, pernah memergoki jin yang berbentuk orang tua, yang tengah mencuri zakat. kemudian Abu Hurairah sempat bertanya, bagaimana cara untuk terhindar dari godaan setan. ia pun menjawabnya,”bacalah ayat kursi”. dalam berbagai hadist, rasulullah juga telah mengabarkan pada kita, bahwa jin bisa beralih rupa menjadi binatang seperti keledai atau anjing hitam.
Lalu, benarkah, hantu itu berawal dari arwah yang gentayangan misalnya, karena utangnya yang belum lunas..?.
Ada sebuah dalil yang menyatakan mayit tidak merasa tenang, ketikanya utangnya belum dilunasi, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “jiwa seorang mukmin tergantung karena utangnya, sampai (utang itu) dilunasi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu majah dan dishahihkan Syuaib al-arnauth).
Dalam hadis lain, dari Jabir bin Abdillah, beliau menceritakan, ada seseorang yang meninggal. Kami memandikannya, memberinya minyak wangi, dan mengkafaninya. Kemudian kami bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar beliau menshalatinya.”Mohon anda menshalatinya.” pinta kami.
Beliaupun melangkah satu langkah. ”apakah dia punya utang?” Tanya nabi. ”ada, dua dinar.” jawab kami.
Tiba-tiba beliau kembali, hingga Abu Qatadah siap menanggung utangnya. “dua dinar tanggunganku.” kata Abu Qotadah. “menjadi tanggungan orang yang berutang dan mayit telah lepas tangan?” Tanya nabi. “iya rasulullah.” jawab Jabir.
Kemudian nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersedia menshalati jenazahnya. Keesokan harinya, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Qatadah, ”bagaimana dengan dua dinar?” ”dia baru meninggal kemarin .” jawab Abu Qatadah.
Besoknya, Abu Qatadah mendatangi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”telah saya lunasi utangnya.” Kemudian nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”sekarang, kulit mayit sudah menjadi dingin.” (HR. Ahmad dan,Al hakim, hadist ini dishahihkan Imam Ad-dzahabi dan Syuaib al-Arnauth).
Hadist ini lebih menjelaskan orang yang berutang terbebas tanggungjawabnya secara sempurna, setelah utang itu dilunasi. dan ketika rasulullah mengabarkan bahwa sang mayit sudah dingin,tidak kepanasan lagi menunjuk pada siksa kubur. tidak ada keterangan sama sekali, si mayit tidak diterima oleh bumi, hingga ruhnya gentayangan, dan menjadi hantu yang membuat teror kepada manusia.
Allah ta’ala telah menegaskan dalam firmannya, bahwa ruh manusia tidak bisa kembali ke dunia. “ (demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan (QS. Al-mukminun: 99 – 100)
Mimpi Bertemu Orang yang Meninggal
Keberadaan roh pada saat tidur merupakan fenomena gaib, yang hanya Allah Ta’ala yang tahu. namun, Allah telah mengabarkan dalam firmannya. “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka dia tahanlah ruh (orang) yang telah dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az-zumar : 42)
Diriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, beliau menjelaskan dalam tafsirnya tentang ayat ini, “sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang allah kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Allah menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-nya, dan allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya.” . riwayat ini banyak dikutip, misalnya dalam tafsir At-tobari dan al Qurtubi.
Kisah para sahabat yang bermimpi bertemu dengan orang yang sudah wafat, banyak diriwayatkan antara lain, kisah sahabat Tsabit bin Qais radhiyallohu anhu. ia meninggal saat terjadi perang yamamah, untuk memerangi nabi palsu Musailamah al Kadzab. jenazah Tsabit ditemukan oleh seseorang, kemudian ia mengambil baju besi yang dikenakannya.
Setelah peristiwa itu, ada sahabat lain, bermimpi bertemu Tsabit bin Qois, kemudian berwasiat untuk mengambil baju perang dari orang itu, dan menceritakan dimana posisi baju besi itu disimpan. Tsabit bin Qois dalam mimpi orang itu, juga berwasiat untuk menyampaikan kepada khalifah Abu Bakar tentang tanggungan utang piutangnya, dan budaknya yang dimerdekakan. kisah ini antara lain ditulis dalam kitab Dalail an Nubuwah karya Imam Baihaqi dan kitab al ittihaf karya al Bushiri.
Dalam kitab Arruh, Ibnu Qoyyim rahimahullah juga mengutip riwayat Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz, ia mengatakan,,”aku telah melihat ayahku di dalam tidur setelah kematiannya seakan-akan dia berada di sebuah taman dan memberikan apel-apel kepadaku maka aku pun mengambil salah satunya! Aku bertanya,”amal apa yang engkau dapati paling utama?’ ayahku menjawab,”istighfar.”.
Tidak hanya bertemu dalam mimpi, sebagian ulama berpendapat, bahwa mayit bisa mengetahui kondisi keluarganya, dia merasa senang ketika keluarganya dalam kondisi baik. dan dia juga merasa sedih, ketika keluarganya dalam kondisi tidak baik. Namun, sebagian ulama berpendapat lain, seorang mayit sudah terputus hubungannya dengan orang yang hidup. karena, tidak ada keterangan baik dalam alquran maupun yang hadist. Seorang mayit sibuk di alam barzah, baik tengah berada dalam kenikmatan atau azab Allah.
Pendapat ini, antara lain didukung oleh hadist nabi saat menjawab pertanyaan Ibnu Mas’ud tentang ruh para syuhada. Rasulullah bersabda, “ruh-ruh mereka di perut burung hijau. Burung ini memiliki sarang yang tergantung di bawah ‘arsy. Mereka bisa terbang kemanapun di surga yang mereka inginkan. Kemudian mereka kembali ke sarangnya. Kemudian Allah memperhatikan mereka, dan berfirman: ‘apakah kalian menginginkan sesuatu?’ mereka menjawab: ‘apa lagi yang kami inginkan, sementara kami bisa terbang di surga ke manapun yang kami inginkan.’ namun Allah selalu menanyai mereka 3 kali. Sehingga ketika mereka merasa akan selalu ditanya, mereka meminta: ‘ya allah, kami ingin engkau mengembalikan ruh kami di jasad kami, sehingga kami bisa berperang di jalan-mu untuk kedua kalinya.’ ketika allah melihat mereka sudah tidak membutuhkan apapun lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim ).
Banyak ulama yang menasehati, untuk tidak menyibukkan dalam persoalan gaib ini, karena tidak memberi banyak manfaat. lebih baik untuk menunaikan semua tanggungan mayit, seperti utangnya, nadzarnya, dan wasiatnya, kemudian mendoakannya.
Hanya Allah Ta’ala yang Maha Tahu bagaimana kondisi ruh di alam barzah. namun Rasulullah pernah berpesan dalam hadist yang bersumber dari Abu Qotadah, “ jika salah seorang dari kalian menangani saudaranya yang meninggal dunia, maka kafanilah dia dengan kafan yang bagus, sesungguhnya para penghuni kubur itu saling menziarahi di dalam kubur mereka” (HR Tirmidzi, An-Nasai dan ibnu Majah).
Dalam tafsir ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan tentang permohonan orang-orang kafir untuk dikembalikan ke dunia, tapi tidak bisa terwujud, karena, sebentar lagi mereka akan masuk ke alam kubur. Permohonan untuk kembali ke dunia, juga diutarakan oleh orang-orang yang mati syahid berperang di jalan Allah, tapi dalam kondisi yang sangat berbeda, sebagaimana hadist diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu.beliau menceritakan, suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu denganku. ”wahai Jabir, mengapa engkau sedih?” tanya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. ”ya Rasulullah, ayahku mati syahid, sementara beliau meninggalkan beberapa anak dan utang.”jawab Jabir.
”maukah kuceritakan nikmat besar yang Allah berikan kepada ayahmu?” tawar nabi. ”tentu, ya Rasulullah.” jawab Jabir. Kemudian nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah tidak pernah berbicara dengan seorangpun kecuali di balik tabir. Sementara itu, Allah menghidupkan ayahmu, dan berbicara dengannya secara berhadap-hadapan. Allah berfirman, ”wahai hamba-ku, mintalah sesuatu kepada-Ku, pasti aku beri.”
”ya Allah, hidupkanlah aku kembali (di dunia), agar aku bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.” jawab hamba itu. Allah berfirman, ”telah menjadi ketetapan-ku sebelumnya, bahwa mereka tidak akan dikembalikan ke dunia.” (HR. Tirmidzi ,dan ibnu Hibban , dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Jika ruh tidak mungkin kembali ke dunia, lalu bagaimana orang yang bermimpi bertemu orang yang telah meninggal? .
Alam secara garis besar, terbagi menjadi tiga, yaitu alam dunia, alam barzakh dan alam akhirat. ketiga jenis alam ini, memiliki status dan aturan sendiri.
Alam dunia adalah refleksi dari jasad, sedangkan ruh sebagai bagiannya. namun sebaliknya alam barzakh adalah refleksi dari ruh sedangkan jasad sebagai bagiannya. dan terakhir alam akhirat atau dar al-qarar adalah alam setelah kebangkitan manusia dari kuburnya untuk mendapatkan balasan, di mana jasad dan ruh digabungkan kembali.
Kematian atau maut adalah berpisahnya ruh dengan jasad. dan ketika pemisahan ini, terjadi, ruh berada di alam barzakh atau alam kubur. ibarat perjalanan waktu, manusia yang sudah pindah ke alam lain itu, tidak akan kembali ke alam semula.. Ruh manusia yang sudah pindah ke alam barzakh, juga tidak akan kembali ke alam dunia. Barzakh secara bahasa berarti pembatas antara dua hal. yang dimaksud adalah pembatas antara alam dunia dengan alam akhirat. dengan demikian, ketika seorang meninggal , berpisah jasad dari ruhnya, maka ia tidak akan kembali ke alam dunia.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran, pada hari kiamat nanti, orang-orang kafir akan memohon kepada Allah Ta’ala agar dikembalikan lagi ke dunia untuk beramal shalih, tetapi permintaan itu tidak dikabulkan oleh Allah. ada beberapa pendapat tentang keberadaan ruh setelah meninggal hingga hari kiamat. dari sekian banyak pendapat yang ada, tidak satu pun yang menerangkan bahwa ada ruh yang gentayangan.
Ruh Orang Islam Berputar di Rumahnya
Ada sebagian kalangan, yang berkeyakinan dan menyatakan bahwa ruh orang islam yang meninggal, akan berputar-putar di sekitar rumahnya selama satu bulan sejak meninggalnya, dan setelah itu, berputar-putar sekitar makamnya selama satu Tahun. Keyakinan tersebut berdasarkan pada hadits yang bersumber dari sebuah hadist, Apabila seorang mukmin meninggal dunia, maka arwahnya berkeliling-keliling diseputar rumahnya selama satu bulan. Ia memperhatikan keluarga yang ditinggalkannya bagaimana mereka membagi hartanya dan membayarkan hutangnya. Apabila telah sampai satu bulan, maka arwahnya itu dikembalikan ke makamnya dan ia berkeliling –keliling di seputar kuburannya selama satu tahun, sambil memperhatikan orang yang mendatanginya dan mendoakannya serta yang bersedih atasnya. Apabila telah sampai satu tahun, maka arwahnya dinaikkan ditempat dimana para arwah berkumpul menanti hari ditiupnya sangkakala. Namun setelah diteliti, sebagaimanana yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, tidak ditemukan sumber orisinil hadis ini.
Ruh-ruh yang bergentayangan itu, sejatinya adalah setan yang melakukan tipu daya dengan menyerupai orang yang sudah meninggal. setan yang berasal dari bangsa jin, tengah memperdaya manusia, untuk meyakini bahwa yang mereka lihat adalah ruh dari orang yang mereka kenal sebelumnya, hingga segala permintaannya dituruti..
Ruh adalah perkara ghaib. dan kita hanya diberi sedikit pengetahuan oleh Allah Jalla Jalaaluh. Karena itu, sikap terbaik kita serahkan hakekat kebenarannya kepada Alloh semata
Wallahu Ta’ala ‘alam