Oleh Kholis Bakri
MKI Media-Setiap negara memiliki corak benderanya masing-masing, begitu juga Indonesia yang memilih warna Merah dan Putih sebagai bendera pusaka. Sebagai simbol negara, bendera ini juga memiliki beberapa sebutan lainnya yaitu bendera pusaka, sang saka merah putih dan sang dwi warna (dua warna).
Apa makna dua warna ini, dan bagaimana sejarahnya?
Warna merah diartikan sebagai keberanian dan semangat bangsa Indonesia saat berjuang melawan penjajah, sedangkan warna putih berarti bersih, suci dan ketulusan rakyat Indonesia dalam membela tanah air dan memperjuangkan kemerdekaannya.
Sejarah bendera Merah Putih tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, warna merah dan putih telah menjadi simbol penting yang menghiasi peradaban Nusantara.
Dari catatan sejarah, kedua warna ini sudah digunakan pada era kerajaan-kerajaan besar di kepulauan Indonesia, bahkan menjadi tanda identitas masyarakat sejak berabad-abad lalu.
Pada masa perjuangan melawan penjajah Belanda atau VOC, pasukan Pangeran Diponegoro mengibarkan panji merah putih dalam Perang Jawa (1825-1830) di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Begitu pula dengan bendera perang Sisingamangaraja XII (1876-1907) di tanah Batak, Sumatera Utara.
Memasuki abad ke-20, ketika semangat nasionalisme mulai tumbuh, para pergerakan pemuda mencari simbol yang dapat menyatukan seluruh perjuangan. Pada Kongres Pemuda II tahun 1928, yang melahirkan Sumpah Pemuda, bendera Merah Putih sudah dikibarkan sebagai lambang persatuan, walaupun belum resmi menjadi bendera negara
Bendera Merah Putih merupakan simbol perjuangan rakyat melawan penjajahan. Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, penggunaan bendera Merah Putih sempat dilarang. Namun, semangat rakyat tidak padam. Simbol ini tetap berkibar diam-diam dalam pertemuan rahasia dan kegiatan organisasi bawah tanah. Hingga akhirnya, pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan pengibaran bendera Merah Putih.
Ternyata. pemilihan warna merah dan putih ini tak lepas dari peran para ulama terdahulu yang turut berjuang mengusir para penjajah. Sebagaimana disebutkan oleh Profesor Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah, bahwa para ulama berjuang untuk mengenalkan Sang Saka Merah Putih sebagai bendera Rasulullah.
Prof Mansyur mengutip sebuah hadist dalam Kitab Al-Fitan, Jilid X, halaman 340. Rasulullah pernah bersabda yang diriwayatkan imam Muslim:
إنَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ زوَى لي الأرضَ حتَّى رأيتُ مشارقَها ومغاربَها وأعطَى لي الكنزَينِ الأحمرَ والأبيضَ وإن مُلكَ أمَّتي سيبلغُ ما زُوِيَ لي منها
Artinya: Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah menggulung bumi untukku sehingga aku dapat melihat timur dan baratnya, dan Dia telah memberikan kepadaku dua perbendaharaan, yaitu perbendaharaan merah dan putih. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah digulung untukku darinya.
Kelanjutkan hadist ini juga menceritakan apa yang terjadi pada umat Islam di akhir zaman. Redaksinya sebagai berikut, “Dan aku telah meminta kepada Tuhanku agar tidak membinasakan mereka dengan bencana yang menyeluruh dan tidak memberikan kekuasaan kepada musuh dari luar untuk membinasakan mereka, dan tidak membuat mereka bercerai-berai dan merasakan penderitaan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Maka Allah berfirman, ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya jika Aku memberikan sesuatu, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Dan Aku telah memberikan kepada umatmu bahwa mereka tidak akan dibinasakan dengan bencana yang menyeluruh dan tidak Aku berikan kekuasaan kepada musuh untuk menawan mereka, walaupun musuh-musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru bumi, sehingga sebagian mereka membinasakan sebagian yang lain. Dan sesungguhnya akan kembali beberapa suku dari umatmu kepada kesyirikan dan penyembahan berhala. Dan di antara hal yang paling kutakutkan adalah para pemimpin yang menyesatkan. Dan jika pedang telah ditarik di antara mereka, maka tidak akan diangkat sampai hari kiamat. Dan akan keluar dari umatku para pendusta dan penipu yang jumlahnya hampir tiga puluh orang. Dan aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku. Dan akan tetap ada sekelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran, mereka akan selalu ditolong sampai datang perintah Allah Azza Wa Jalla.”
Dalam kajian akhir zaman di Majelis Keluarga Indonesia (MKI) Sabtu lalu (16/8), Ustadz Fahmi Salim juga mengulas tentang hadist nabi tersebut yang menjadi inspirasi para pejuang kemerdekaan untuk membuat bendera pusaka, Merah Putih. Hadist ini menunjukkan luasnya kekuasaan umat Islam dan kekayaannya, tetapi juga memperingatkan tentang fitnah internal dan menekankan pentingnya persatuan.
“Sesungguhnya Allah telah menggulung bumi untukku sehingga aku dapat melihat timur dan baratnya”: Ini menunjukkan bahwa Allah telah mengumpulkan seluruh bumi untuk Nabi Muhammad SAW, sehingga beliau dapat melihat semua bagian bumi. Ini menunjukkan luasnya kekuasaan umat Islam di masa depan.
“Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah digulung untukku darinya”: Ini berarti bahwa kekuasaan umat Islam akan mencapai luas yang sama dengan apa yang dilihat beliau.
“Dan aku telah diberikan dua perbendaharaan, yaitu perbendaharaan merah dan putih”: Dua perbendaharaan ini adalah emas dan perak, yang merupakan simbol kekayaan dan harta.
“Dan aku telah meminta kepada Tuhanku untuk umatku agar tidak membinasakan mereka dengan bencana yang menyeluruh dan tidak memberikan kekuasaan kepada musuh dari luar untuk membinasakan mereka”: Ini berarti bahwa Nabi meminta kepada Allah agar tidak membinasakan umatnya dengan bencana yang menyeluruh dan tidak memberikan kekuasaan kepada musuh dari luar untuk membinasakan mereka.
Hadist ini juga mengingatkan kita bahwa musuh dari luar akan berusaha membinasakan umat nabi. Rasulullah juga mengingatkan tentang akan munculnya para pemimpin yang menyesatkan dan bahwa pedang jika ditarik di antara umat tidak akan diangkat, yang menunjukkan bahaya fitnah internal.
Hadits ini juga menunjukkan bahwa kiamat tidak akan terjadi sampai beberapa suku umat Islam kembali kepada kesyirikan dan penyembahan berhala, dan bahwa akan ada tiga puluh pendusta yang mengaku sebagai nabi, tetapi Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi
Penjelasan mengenai warna merah putih dalam hadist ini juga disebutkan dalam kitab Aunul Ma’bud (Syarah Sunan Abu Daud): Merah dan putih maksudnya adalah emas dan perak. Merah adalah kerajaan Syam (Romawi Timur), dan putih adalah kerajaan Persia. Persia disebut putih karena putihnya warna kulit mereka dan mata uang mereka adalah perak. Begitu juga penduduk Syam yang umumnya warna kulitnya merah, mata uang mereka adalah emas. Imam Nawawi berkata : Maksud merah dan putih adalah emas dan perak. Sedangkan maksud harta simpanan Kisra dan Kaisar yaitu dua kerajaan Irak dan Syam. Kemudian, Imam Nawawi berkata, bahwa hadits ini memberikan isyarat sesungguhnya kerajaan umat Islam akan mencapai kejayaan, terbentang di Timur dan Barat.
Bendera Merah dan Putih tak sekedar warna, tapi sebagai simbol perjuangan para syuhada untuk membebaskan bangsa ini dari penjajahan. Rupanya, mereka telah mendapat inspirasi dan semangat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Wallahu ‘alam