Oleh Selo Ruwandanu
MKI Media-Jakarta. Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) dalam acara King Maker di AQL Islamic Center Kamis malam (7/12) kembali mengkampanyekan untuk meneruskan boikot kepada produk-produk Israel. Mengajak seluruh umat Islam untuk memakai tagar #boikotfisabilillah di seluruh media sosial. “Inilah salah satu wujud jihad kita,” tegasnya.
Dalam acara itu, hadir juga Hasan Abdillah, pegiat media sosial yang menegaskan bahwa kita harus memotong Tuhan mereka yaitu uang. Dengan tidak membeli produk Israel, maka keuntungan uamg mereka akan hilang. Sementara itu, Muhammad Husen Gaza yang juga hadir malam itu menambahkan, gerakan #boikotfisabilillah kita akan menguatkan para pejuamg-pejuang Palestina. “Karena mereka melihat setiap gerakan yang kita lakukan di Indonesia,” ungkap relawan yang lama tinggal di Gaza ini.
Media Newsweek edisi Desember melaporkan bahwa Starbucks mengalami kerugian penurunan nilai sebesar 11 miliar US dolar, atau setara hampir Rp 170 triliun. akibat gerakan boikot di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, media CNBC Indonesia melaporkan efek boikot telah menurunkan penjualan produk-produk cunsumer goods sebesar 40% secara langsung sejak gerakan Bela Palestina bergulir.
Sebagaimana dilaporkan berbagai asing, kerugian yang dialami perusahaan induk Starbucks dalam beberapa pekan terakhir akibat berbagai gejolak, mulai dari boikot, mogok kerja karyawan dan kegagalan promosi liburan. Berbagai gejolak akibat politik global yang merembet ke kafe-kafenya menjadi tantangan bagi masa depan perusahaan, menurut para analis industri.
Pasar saham telah membebani Starbucks karena bergulat dengan isu-isu sosial yang kompleks, mendorong para investor untuk mundur dan mendorong sahamnya ke dalam penurunan beruntun terpanjang sejak penawaran saham perdananya di tahun 1992.
Sejak promosi Red Cup Day pada 16 November, saham Starbucks anjlok 8,96 persen, setara dengan kerugian hampir $11 miliar, di tengah-tengah laporan analis mengenai perlambatan penjualan dan respons yang lemah terhadap penawaran musim liburan.
Ajakan boikot terhadap jaringan kedai kopi yang bermarkas di Seattle, Washington, Amerika Serikat ini semakin menguat dan masif usai perusahaan itu mengkritik serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, karena menyatakan solidaritasnya terhadap Palestina. Kritik cepat tersebut memicu serangkaian boikot, dengan seruan untuk aksi bergema di seluruh platform media sosial.
Starbucks, lewat pemegang saham terbesarnya, Howard Schultz. Schultz, dikenal dukungannya yang gigih terhadap Zionisme dan telah menunjukkan dukungannya terhadap ekonomi Israel. Schultz pernah menjadi berita utama dengan investasi substansial senilai $1,7 miliar di perusahaan rintisan keamanan siber “Israel” bernama Wiz. Investasi ini menggarisbawahi komitmen Schultz terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi Israel.
Karena itulah, Ustadz Bachtiar Nasir mengajak umat Islam untuk berjihad dengan memutus pasokan dana untuk Israel dengan cara boikot produk-produk pendukung Zionis Israel. Kyai Deden Makhyaruddin menambahkan bahwa perang ekonomi pernah dilakukan pada era Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ketika berperang melawan kafir Quraish yang berkomplot dengan yahudi Sebagai contoh, sebelum perang Badar, sudah terjadi perang ekonomi. Saat itu, para musuh Islam dirampas hartanya berupa barang perniagaan yang melewati sekitar Madinah, hingga mereka merugi.
Salah satu kekuatan Zionis Israel itu adalah ekonomi. Hal itu, menurut Ustadz Bachtiar Nasir sudah disebut dalam surat Al Isro. “kaum Yahudi ini memang kuat karena harta-hartanya, sehingga aksi Bela Palestina yang bisa kita lakukan secara langsung adalah dengan menghentikan memberikan harta kita kepada mereka,” tegas UBN.
Lanjutkan boikot dan sebarkan tagar #boikotfisabilillah . Hidupkan kemandirian ekonomi lokal Indonesia. Inilah momentumnya.