Oleh Kholis Bakri

MKI Media. Sejarah bangsa Yahudi di Palestina, bermula dari hijrahnya Nabi Ibrahim alaihissalam beserta keluarganya dari Babilonia ke negeri Kanaan, yang sekarang disebut Palestina. Namun, jauh sebelum kedatangan Nabi Ibrahim,  kawasan ini sudah dihuni oleh beberpa suku  bangsa antara lain dikenal dengan suku filistin. Setelah Nabi Ibrahim wafat, kepemimpinan dan kenabian dilanjutkan oleh putranya, Nabi Ishak, lalu digantikan oleh putranya Nabi Yakub, yang mempunyai gelar kehormatan, Israil artinya hamba Allah yang sangat taat.

Nabi Yakub, memiliki 12 orang putra, yaitu Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Zebulon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Nabi Yusuf dan Benyamin. Dari Lewi, lahirlah keturunan yang menjadi nabi, yaitu Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Ilyas dan Ilyasa. Sedangkan dari Yehuda, lahirlah Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakaria, Nabi Yahya dan Nabi Isa. Dari Yehuda, cikal bakal munculnya istilah Bangsa Yahudi. Sementara, dari Bunyamin, lahirlah Nabi Yunus. Dari putra putra Nabi Yakub inilah, cikal bakal lahirnya istilah Bani Israil yang juga disebut bangsa Yahudi yang dinisbatkan kepada salah seorang putra nabi Yakub, Yehuda. Mereka mengklaim yang paling berhak untuk menetap di Palestina.

Setelah Nabi Yusuf alaihissalam menjadi menteri pembendaharaan negara di negeri Mesir, maka semua keturunan Nabi Yakub bermigrasi ke Mesir, Mereka menetap di Mesir selama berabad-abad. Kaum Bani Israel atau keturunan Nabi Yakub ini, awalnya  begitu dihormati dan diperlakukan dengan baik oleh Firaun, penguasa Kerajaan Mesir. Namun berabad-abad kemudian, setelah Nabi Yusuf wafat, pada saat kekuasaan Thotmosis, Kaum Bani Israel ini ditindas dan dijadikan budak untuk mengerjakan Piramida, proyek kebanggaan Firaun. Maka, Allah mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berdakwah kepada Firaun dan menyelamatkan Bangsa Israel dari kekejaman penguasa Mesir.

Setelah selamat dari kejaran Fir’aun, Nabi Musa mengajak kaumnya menuju tanah suci Yerusalem, untuk menaklukan Bangsa Kanaan, yang saat itu menjadi penyembah berhala. namun, mereka menolak perintah Nabi Musa, disebabkan oleh rasa takut, seperti yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an,  “mereka berkata: “hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja”. (QS al-Maidah: 24).

Bangsa Yahudi yang berpegang pada kitab Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa tak pernah mau mengakui kerasulan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, sebagai penutup para nabi. meskipun kedatangan rasul di akhir zaman dijelaskan dalam taurat. Kaum Yahudi menolaknya, karena Nabi Muhammad berasal dari bangsa Arab, bukan dari bangsa Yahudi. Inilah profil bangsa Yahudi, yang banyak diulas dalam Al-Qur’an.  Kenapa mereka begitu membenci kaum muslimin, dan kenapa pula mereka bernafsu untuk mengusir bangsa Palestina dari tanah kelahirannya?

Untuk menyebut bangsa Yahudi, ada empat ungkapan yang digunakan dalam Al-Qur’an, yaitu, yaitu Bani Israil, Yahud, Hud dan Hadu. Allah Subhanahu wa Ta’ala, menyebut kata Yahudi, sebanyak delapan kali, dalam berbagai surat. misalnya dalam surat al Baqarah, ayat 120.  “orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. katakanlah: “sesungguhnya petunjuk allah itulah petunjuk (yang benar)”. dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” [QS al-Baqarah :120]

Semua ayat yang menyebutkan kata Yahudi, termasuk ayat-ayat madaniyah, yaitu ayat yang diwahyukan sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Sedangkan, kata Bani Israel, disebutkan dalam Al-Qur’an, sebanyak 40 kali, baik dalam ayat yang termasuk kategori  makkiyah, maupun madaniyyah.  Sedangkan, kata hud, yang menunjuk kepada suatu bangsa, disebutkan dalam surat al Baqarah ayat 111, ayat 135 dan ayat 140.

Kata Hud dibedakan dengan ayat ayat yang menunjuk pada nama seorang nabi, yaitu Nabi Hud, seperti dalam surat al A’raf dan surat Hud. Sedangkan sebutan Hadu, yang menunjuk pada bangsa Yahudi, dimuat sebanyak 10 kali. dua diantaranya masuk kategori  makkiyah, sisanya masuk dalam kategori  madaniyyah.

Bangsa yahudi sesungguhnya adalah pengikut Nabi Musa alaihissalam. Namun, mereka adalah kaum yang sering membangkang kepada nabinya, bahkan sejak Nabi Musa wafat, mereka banyak menyelewengkan ajaran dalam Taurat. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an tentang sifat, dan sikap bangsa Yahudi yang negatif, yaitu mempermainkan agama,  menjadikan alkitab sebagai lambang dan kebanggaan saja, berani mendustakan, bahkan membunuh  nabinya sendiri,  suka berkhianat dan melanggar aturan, sangat takut mati, dan bergelimang dengan riba.

Namun, tak berarti bangsa Yahudi, semuanya berperilaku jahat. Al-Qur’an menggambarkan bahwa yang melanggar perintah al kitab itu, bukan seluruh umat yahudi, tapi dinyatakan dengan ungkapan, orang orang yang zalim diantara mereka. Alloh Ta’ala berfirman, yang artinya Maka orang-orang yang zalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka. (QS Al A’raf: 162)

(bersambung)