Palestina-MKI. Masjid Al-Aqsha memiliki daya tarik spiritual. Tak hanya kekayaan historisnya, Masjid yang berada di kota Al-Quds atau Yerusalem ini menjadi indikator kejayaan Islam di masa lalu dan masa depan. Disinilah, tersimpan jejak para nabi hingga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam peristiwa Isra Mi’raj. Disinilah, Rasulullah menjadi imam shalat yang diikuti seluruh nabi. Dari tempat ini pula, Rasulullah melakukan Mi’raj ke Sidratul Muntaha bertemu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Saya sangat terharu bergetar rasanya berada di tempat mulia ini, ” ungkap Eni Yusiati jemaah Amicale asal Banjarmasin yang melakukan jelajah ke negeri para nabi bersama Komunitas Halal Mania, sebuah konsorsium travel yang biasa menjelajahi kota-kota bersejarah. Sebanyak 17 orang dari Indonesia tiba di kota suci ini untuk melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Al-Aqsha pada hari Rabu, 20 September 2023. Pahala shalat di masjid ini dilipatgandakan hingga 500 kali dibandingkan shalat di masjid lainnya kecuali shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Masjid kedua yang dibangun di muka bumi setelah Masjidil Haram ini pernah jadi kiblat pertama kaum muslimin. Di kawasan ini disebut kota para nabi, karena begitu banyak kisah para nabi tertorehkan di tempat ini, mulai Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariya hingga Nabi Isa. Karena itulah, Yerusalem atau Al-Quds diklaim sebagai kota suci tiga agama besar dunia, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi.
Namun, Al-Quds yang berada di wilayah Palestina ini berusaha direbut Zionis Israel dan dijadikan sebagai ibukotanya. Meskipun berada di situasi konflik, para penziarah ke kota suci ini tetap dijamin keamanannya. “Alhamdulillah, kondisinya aman, kami sudah sering mendampingi jemaah dari Indonesia untuk berziarah ke Masjid Al Aqsha,” ujar Ninik Irawan, Direktur Amicale Travel. “Justru, umat Islam harus sering berkunjung ke Al-Aqsha seperti yang diperintahkan nabi,” tambah Ketua Divisi Usaha Majelis Keluarga Indonesia (MKI) ini.
Rasululloh pernah bersabda, “(Seseorang) tidak boleh melakukan perjalanan, kecuali tiga masjid; Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha.” (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Daud). Inilah yang seharusnya menjadi semangat bagi kaum muslimin untuk berziarah ke Masjid Al-Aqsha. Banyak sekali terjadi kekeliruan, ketika disebut Masjid Al-Aqsha adalah salah satu bangunan yang berkubah kuning (Dome of The Rock). Padahal, yang disebut Masjid Al-Aqsha Al-Mubarak adalah kawasan yang di dalamnya terdapat Qubbatu Shakhrakh (Dome of The Rock), al-Jami’ al-Qibli, dan Musholla al-Marwani.
Luas Masjid Al-Aqsha (al-Haram asy-Syarif) ini tidak bertambah dan tidak berkurang dalam kurun sejarahnya, berbeda dengan luas Masjidil Haram dengan Masjid Nabawi yang terus mengalami perluasan. Al-Aqsa berlokasi di sebuah area yang berbentuk persegi empat dengan luas sekitar 133.950 meter persegi
Bangunan utama Masjid Al-Aqsa memiliki 26 pintu. Pintu yang berhadapan dengan mihrab disebut Green Brazen Gate yang dilapisi kuningan keemasan. Pintu ini sangat berat sehingga hanya orang kuat yang dapat menggeser engselnya. Di sisi kanan dari halaman dinding (sepanjang tembok Barat di area al-Haram asy-Syarif) ditunjang oleh pilar-pilar marmer dan diplester. Di bagian belakang (atau sebelah utara dinding di area al-Haram as-Syarif) adalah pilar-pilar berkubah. Bagian tengah bangunan utama ditutupi atap yang sangat kuat, melengkung hingga menopang kubah megah.
Selama 3 hari berada di Al-Quds, rombongan Halal Mania juga diajak untuk menelusuri kota tua dan jejak peradaban masa lampau yang masih terpelihara. Kemudian, berziarah ke makam Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, dan Bunda Sarah. Sebelum tiba di kota suci ini, rombongan melewati jalur Mesir, yang juga penuh dengan peninggalan peradaban kuno pada masa Fir’aun, seperti Giza Pyramid dan Sphinx. Negeri yang mengingatkan kita pada kisah Nabi Musa dan Fir’aun.
Setelah dari kota suci Al-Quds, jelajah kota para nabi dilanjutkan ke Yordania. Selain menikmati keindahan gurun pasir, rombongan juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti tempat kaum Nabi Luth dimusnahkan (Laut Mati) dan gua Ashhabul Kahfi yang kisahnya diabadikan dalam surat Al Kahfi.
Perjalanan selama 8 hari menjelajahi kota para nabi ini meninggalkan banyak kenangan indah. Seolah-olah kita dibawa ke peradaban masa lalu dan mengingatkan kita tentang perjuangan para nabi untuk menegakan agama tauhid. Berada di tengah-tengah kota suci Al-Aqsha, kita pun makin sadar perjuangan itu belum berakhir. (kbb)