Rasulullah shalallahu alaihi wassalam juga pernah gelisah seperti kita hari ini. Masyarakat yang tidak merdeka, banyak perbudakan, krisis akidah, para penyembah berhala, kemiskinan disekitar, juga rezim pemimpin yang dhalim. Dengan posisi yang sama seperti kita, Rasulullah punya pendekatan yang lain. Beliau asholatuwassalam tidak teriak di jalanan, tidak ngompori untuk demo, tidak berkeluh kesah di media, tidak nyindir satire lewat puisi dan karya… tapi beliau memilih menyendiri. Ini menarik! Karena kita tau semua, 20 tahun kemudian, Makkah dan jazirah sekitarnya merdeka dibawah kaki Rasulullah shalallahu alaihiwassalam, alias 4 periode pemilu kalo hari ini. Cukup 4 periode! Arab berubah total, Menjadi kekuatan digdaya di dunia. Satu lagi yg perlu diungat, hal itu dilakukannya tanpa bantuan dan meniru sistem bangsa sekitar. Tidak Romawi, tidak Persia. Tidak Demokrasi juga tidak Komunis.

Apa yang dilakukan Rasulullah dengan menyendiri, adalah kembali menguatkan diri dan keluarga. Kokohkan ruh dan pikiran. Satu panduan Allah subhanahuwata’ala adalah dengan: mem-baca. Iya, Baca! Maka diajaknya semua keluarga inti, istri tercinta Khadijah radhiallahuanha dan para sahabat radhiallahuanhuma ajmain terdekat untuk ikut dalam barisan “MEMBACA”. Baca untuk mengokohkan akidah, selalu melekatkan semua strategi dunia kepada Allah, dan tidak berhenti bergerak: i’malu. Apa yang beliau lakukan kemudian adalah membentuk Komunitas paling kuat di dunia. Komunitas Keluarga Quran. Generasi terbaik, yang kemudian hari, setiap anggota sahabat itu mampu menggerakkan Islam dan mengenalkan bangaa Arab ke seluruh penjuru dunia. Lagi-lagi.. beliau asholatuwassalam adalah khoirum li ahli. Manusia paling baik di keluarga. Maka Inilah pesan kita kali ini.

Apakah kita mau merdeka? Maka Rasulullah mencontohkan Kuatkan Keluarga, dan hiduplah dalam komunitas yang selalu lekat dengan Allah, Keluarga dengan Al Quran. Semua amal, hidup dan mati, bisnis dan perdagangan, sistem pemerintahan, selalu lekat dengan Allah.

Jamaah Majelis Keluarga Indonesia, kita sudah bersama dalam satu tahun terakhir. Sebagai sebuah komunitas, kita sedang hadir sebagai satu keluarga, dibawah bimbingan para guru MKI yamg Mulia dengan ilmunya. Kita adalah keluarga yang saling mendoakan ketika ada yamg sakit, membantu bila ada terkena musibah, berta’awun, bermuamalah, sinergi dalam segala bidang. Kehadiran kita harus bermanfaat secara sosial. Tapi itu tidak bisa hadir tanpa kekuatan internal kita sendiri.

Mencontoh Rasulullah shalallahu alaihiwassalam, mari kita saling menguatkan. Membesar secara natural, istiqomah dalam belajar agama Islam, setiap hari. Terima kasih, semoga Allah berkahi kita semua.

Selo Ruwandanu
Majelis Keluarga Indonesia