Makkah Madinah-MKI.  Rombongan umroh PT Amicale kembali ke tanah air dengan selamat pada hari Rabu (9/8) sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka tiba di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Raut muka penuh suka cita setelah menunaikan ibadah umroh dengan harapan mereka mendapat ampunan Alloh Ta’ala dan doa-doanya terkabul.

Puncak ibadah umroh adalah mabrur, yang bermakna ibadah umroh mereka diterima Alloh. Mabrur ditandai keistiqomahan dalam ibadah seolah-olah mereka masih berada di Makkah dan Madinah. Amicale tak mau berlepas diri. Selepas umroh, jamaah diajak untuk mengikuti berbagai kajian para guru di Majelis Keluarga Indonesia (MKI)

“Kami berterimakasih kepada seluruh tim Amicale yang telah mengurusi keperluan jamaah mulai dari persiapan keberangkatan, pelaksanaan, hingga kepulangan,” ujar Arini Virgianty, salah satu jamaah asal Jakarta. Ucapan serupa disampaikan jamaah lainnya, seperti Ibu Listriana Bastiar dari Singkawang, Kalimantan Barat.  “Pelayanan umrohnya sangat baik dan amanah, saya mau berangkat lagi sama keluarga dengan Amicale,” tegasnya.

Tak hanya pelayanan secara teknis, jamaah merasa puas ketika mendapat kesempatan untuk beribadah di tempat-tempat mustajab. Seperti ketika berada di Masjid Nabawi, mereka bisa memasuki raudhah dengan leluasa. “Saya bisa berlama-lama shalat sunnah dan berdoa di sini, saya bahagia sekali,” ungkap Elya Sulaiman, jamaah asal Pontianak.

Raudhah berada di Masjid Nabawi, area antara rumah nabi dengan mimbarnya. Dahulu terpisah dan rumah nabi yang saat ini menjadi makam nabi, berada di luar masjid. Tapi, karena perluasan masjid, maka area rumah atau makam nabi kini berada di dalam masjid. Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “antara rumahku dan mimbarku adalah raudhoh,  taman dari surga.” Ketika terjadi kiamat, area itulah yang diselamatkan Alloh dari kehancuran.

Banyak jejak yang masih abadi ketika berada di raudhoh. Di sanalah, rasululloh mengajar para sahabatnya. Di sana pula, nabi menerima para utusan sebagai tamu negara. Disana ada tiang Mukholaqah,  tempat bersandar nabi ke batang pohon kurma saat khutbah Jum’at. Di sampingnya, ada mihrob nabi, tempat nabi menjadi imam shalat berjamaah dengan para sahabatnya.

Jejak siroh banyak ditemukan di Kota Madinah. Jamaah Amicale diajak untuk melihat bukit Uhud, tempat peperangan antara kaum muslim dan kafir Quraish yang terjadi pada tahun ke-3 hijriah. Dalam perang itu, pasukan muslimin menderita kekalahan gara-gara pasukan pemanah di bukit Uhud tak taat dengan perintah nabi untuk bertahan di bukit itu. Mereka tergoda turun dari bukit untuk mengambil ghonimah karena merasa sudah meraih kemenangan. Pasukan muslimin banyak yang gugur saat itu, salah satunya paman tercinta nabi, Hamzah. Para syuhada Uhud yang dimakamkan di kawasan itu menjadi tujuan berziarah untuk mengenang perjuangan nabi dan para sahabatnya.

Di kota nabi ini, jamaah Amicale juga terhibur dengan diajak ke Jabal Magnet, atau dikenal dengan nama Wadi Al-Baida atau Wadi Al-Jinn oleh masyarakat setempat, berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari Kota Madinah. Disebut jabal magnet, karena pengaruh magnetic bumi begitu terasa kuat. Dalam posisi mesin dimatikan, mobil yang hendak meninggalkan area bisa melaju kencang hingga 100 km/jam. Sebaliknya, saat mendatangi area, kendaraan dipacu lebih berat seakan-akan menanjak padahal dalam keadaaan datar. “Inilah bukti kekuasan Alloh, semua fenomena alam ini bisa dijadikan sarana tadabbur,” ujar Ninik Irawan, Direktur Amicale yang ikut memimpin rombongan

Dari Madinah, jamaah bertolak ke Makkah untuk melaksanakan umroh dengan miqot di Dzul Khulaifah atau Bir Ali. Makkah merupakan kota tempat perjuangan awal nabi menegakan agama Islam. “Alhamdulillah, kita bisa melaksanakan ibadah umroh lebih dari sekali,” ungkap Ninik,  Untuk umroh kedua, jamaah mengambil miqot di Ji’ronah.  Jamaah pun bisa melakukan secara mandiri dengan naik taksi di miqot terdekat seperti di Tan’im.

Selain beribadah, jamaah juga diajak jalan-jalan ke Pasar Kakiyah, Pusat Grosir yang berada di luar kota Makkah. Tak semua jamaah umroh berkesempatan wisata belanja ke daerah itu. Selain berbelanja,  jamaah tak mau menyia-nyiakan untuk memperbanyak ibadah di Masjidil Harom, yang menurut sabda rasululloh, pahalanya 100 ribu kali lipat dibandingkan shalat di masjid lainnya.

Ibadah umroh yang dimulai dengan Thowaf,  Sa’i dan diakhiri dengan tahallul merupakan ritual  untuk mengingat jejak bapaknya para nabi, yaitu Nabi Ibrahim alaihissalam dan keluarganya. Ritual umroh untuk memperkokoh ketauhidan dan ketawakalan kita hanya kepada Alloh Ta’ala. Kain ihrom mengingatkan selembar kain itulah, yang membungkus kita saat kita wafat. Tak ada bekal abadi yang bisa dibawa mati kecuali ketaqwaan kita. (kbb)