KELUARGAKU, SURGAKU Serial Parenting bersama Babe Haikal Hassan – KENAPA ANAK JADI PEMBANGKANG? (bagian 1)
Oleh Dwi Sundari
Setiap orangtua pasti berharap anak-anaknya patuh dan tidak membangkang. Tapi, benarkah semua keinginan orangtua harus diikuti? Kenapa mereka susah dinasehati? Adakah yang salah dengan orangtuanya?
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu diriwayatkanbahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi..” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Fitrah adalah lelaki sejati dan wanita sejati yang beriman dan percaya kepada Allah. Itulah kondisi anak anak kita awalnya. Dan Nabi mengatakan pasti orangtuanya lah yang bertanggungjawab anaknya jadi apa.
Saat orangtua lengah, maka anak akan mengambil contoh atau sampel dari idolanya Sebagaimana dalam sebuah hadist
عن أبي هريرة رضي الله عنه أَن النبيَّ -صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم- قَالَ: «الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُر أَحَدُكُم مَنْ يُخَالِل».
[حسن] – [رواه أبوداود والترمذي وأحمد]
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu-, bahwasanya Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang dari kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekatnya.”
Fenomena saat ini, anak anak mau dididik agama, begitu remaja menolak. Ketika anak anak yang tidak menurut, kita harus kembali bertanya. Apakah sudah diberikan hak haknya?
Hak anak diklasifikasikan ada 14, antara lain:
- Hak mendapatkan makanan yang halal Anak yg tidak diberikan asupan halal akan membangkang, malas belajar agama dll) Dihari pembalasan akan diadukan anak kita kepada Allah pada kewajiban pada nafkah yang halal
- Anak berhak mendapatkan pendidikan Al Qur’an, rukun iman, rukun Islam rukun ihsan
- Anak berhak mendapatkan pengenalan tentang nabi dll
- Anak berhak untuk mendapatkan perhatian
- Anak berhak mendapatkan madrasah awal dari rumah
- Anak mendapatkan haknya sampai mendapatkan jodohnya
Orangtua boleh ikut campur dalam rumah tangga anak tapi jangan menentukan. Jaga diri mu dan keluargamu dari api neraka. Kita wajib menjaga anak sampai meninggal, kita dahulu atau anak yang meninggalkan dunia, tidak ada selesainya.
Ketika hak anak telah terpenuhi, tidak ada kata nakal, bandel, kurang ajar. Walaupun ada kasus lain, silahkan diapresiasi karena adakalanya anak, dan pasangan hidup adalah ujian.
Ketika 14 hak anak telah terpenuhi insyaa Allah tidak ada anak membangkang, tidak mau sholat dan lain lain. Sehingga rumah yang sakinah, mawaddah warahmah akan tercapai. Bahkan dalam pergaulan anak akan ada komparasi tentang benar dan tidaknya.
Anak berhak mendapatkan cinta dan perhatia di hatimu 100% agar terjadi hubungan timbal balik, jika tidak 100% maka anakpun tidak akan 100% juga dengan orangtuanya.
Hal ini berlaku pada anak kandung kita 100%. Karena, untuk kasus ayah yang LDR (Long Distance Relationship) dikarenakan mencari nafkah, silahkan. Tetapi ada sosmed, bisa Videocall, jika tugas negara jalankanlah
Jika tidak, lebih bijak jika resign agar setiap hari bisa bertemu anak dan istrimu. Upayakan untuk tetap bersama sama, karena resiko berjauhan sangat besar. Kecuali 14 hak anak sudah terpenuhi dan dan yakin pada anak anak.
Kita kadang salah persepsi tentang perbedaan pilihan antara anak anak, remaja, dan orang dewasa Anak yang tidak satu pilihan dengan kita dianggap nakal, pembangkang atau kurang ajar. Jangan karena berbeda pilihan anak dianggap seperti itu. Jangan pula memaksakan kehendak pada anak, karena akibatnya bisa jadi tidak sesuai harapan kita, apalagi dengan alasan untuk ego dan menyelamatkan diri kita sebagai orangtua.