Gangguan Jin Khadam
Oleh Ibnu Syafaat

ADA sebagian orang yang di masyarakat kita yang hidup bersama dengan jin. Jin ini umumnya disebut sebagai khadam (pembantu). Sadar maupun tidak sadar. Jin ini menjadi pembantu orang tersebut untuk melakukan sesuatu atau bahkan melekat pada diri orang tersebut tanpa diketahui keberadaannya.

وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ ٱلْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

”Dan sesungguhnya, ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah kesesatan bagi mereka.” (Surat Jin ayat 6)

Pada dasarnya ketika jin mendekati manusia, jin tidak mendekat atau melakukan sesuatu untuk manusia secara cuma-cuma. Hakikat mereka mendekat kepada manusia tidak lain adalah supaya manusia bergantung kepada mereka dan kemudian menghamba.

Jadi, manakala mereka meminta sesuatu dari manusia seperti sesajen atau sajian, jin sebenarnya tidak menginginkan itu. Jin tidak suka buah, tidak suka rokok, kopi, dan lain sebagainya. Akan tetapi, yang diinginkan jin adalah ketaatan manusia kepadanya untuk patuh dan menghamba. Misal, ketika orang yang diminta menyediakan kopi mengatakan, “Iya”, disaat itulah berarti orang tersebut sudah taat kepadanya. Penghambaan manusia pada jin inilah yang jin sukai.

Membuat diri bergantung kepada jin, pastilah telah membuat kita terperosok dalam jurang syirik. Manakala jin kemudian bersemayam dalam tubuh manusia dengan status “khadam”, pasti ia akan mengganggu dan mendorong kita untuk bergantung dan menghamba kepadanya.

Contohnya, jika kita sedang bepergian lalu ada khadam yang menyertai. Kemudian terjadi kecelakaan dalam perjalanan. Mobil yang ditumpangi tergelincir dan semua penumpang yang ada di dalam mobil meninggal kecuali kita yang disertai jin khadam. Maka bukan tak mungkin –meski hanya selintas, terpikir dalam benak kita bahwa keselamatan kita disebabkan oleh adanya penyertaan dari jin khadam tersebut. Bukan karena perlindungan Allah Azza  wa Jalla. Inilah kesyirikan itu.

Bagaimana jin khadam ini bisa membersamai kita? Ada dua hal yang bisa menyebabkan hal ini:

  1. Warisan dari orangtua kita karena mereka dahulu pernah melakukan hal-hal yang mengundang atau bekerja sama dengan jin. Misalnya, orangtua kita berlatih bela diri yang menggunakan tenaga dalam. Orangtua kita biasa meletakkan kopi di pendaringan setiap pagi. Orangtua kita yang berdagang menggunakan rajah yang bertuliskan huruf Arab sebagai perlindungan untuk usaha. Atau, mereka gemar mengajurkan berbagai hal yang bersentuhan dengan kepercayaan kepada selain Allah Swt; seperti menyuruh anak perempuannya yang sedang hamil selalu membawa bangle, gunting, atau jarum supaya bayi yang ada dalam kandungan terjaga dari mahluk halus.

    Juga sebab lain, seperti orangtua kita pernah berobat kepada dukun. Apa yang mencirikan bahwa orang yang didatangi adalah dukun? Pertanyaan yang pertama kali diajukan olehnya adalah, “Siapa nama ibu kamu”. Tanpa disadari oleh orang yang mengunjungi, dia adalah dukun. Kenapa? Karena nasab dalam Islam yang digunakan adalah dari ayah. Kalau menggunakan nasab ibu, berarti ada pelanggaran syariah di dalamnya. Tanpa sadar, orangtua kita mengikat perjanjian dengan jin.

    Kalau itu sudah terjadi maka jin akan masuk ke dalam tubuh dan mengklaim bahwa dia adalah penjaga anak sampai, cucu, dan keturunan selanjutnya.

  1. Tindakan yang tanpa sengaja kita lakukan sendiri dan mengundang khadam. Misalnya kita berlatih bela diri dengan menggunakan tenaga dalam. Atau, kita sering membaca dzikir yang jumlahnya tidak menentu. Misanya kita disuruh dzikir tasbih sebanyak 1500 kali. Nah, bila amalan yang kita diajurkan tersebut tidak ada dalam hadits Rasulullah saw, maka itu berarti kita tengah melakukan perjanjian dengan jin.

Ciri-ciri kita disertai jin:

  1. Sering nyeri bagian ulu hati. Sering nyeri otot sendi dan sering sakit pinggang.
  2. Kulit kering, kusam, dan mudah berjerawat.
  3. Tangan dan kaki sering merasa dingin.
  4. Kurang nafsu makan, sering mual, dan nyeri lambung.
  5. Mudah flu dan masuk angin.
  6. Sering sakit kepala dan susah tidur.
  7. Mata mudah lelah dan sering berkunang-kunang.
  8. Rambut rontok dan semakin menipis.
  9. Mudah merasa sedih dan depresi.
  10. Sulit fokus dan mudah marah.
  11. Telinga sering berdenging, walaupun ada yang mengatakan bahwa ketika dedaunan yang ada di surga ada yang jatuh, maka ada di antara kita yang telinganya berdenging.
  12. Menderita penyakit yang sama dengan leluhurnya.
  13. Kejadian di alam mimpi sering menjadi kenyataan.
  14. Kekuatan tubuh di atas rata-rata.
  15. Bisa memahami secara detail tentang suatu hal tanpa dia pernah mempelajari ilmunya.
  16. Sangat sering merasa sakit di tulang belikat.

Ini adalah konsekuensi yang harus ditanggung seseorang manakala berhubungan dengan jin. Istilahnya mungkin, “Tidak ada makan siang yang gratis.” Salah satu caranya adalah dengan menghancurkan organ-organ tubuh manusia dan menyebabkan manusia itu terganggu kesehatannya.

Namun, di antara penyakit yang sering terdeteksi pada orang-orang yang berhubungan dengan jin ini adalah sakit pada lambung. Mengapa lambung sering sekali bermasalah ketika terkena gangguan jin? Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan dalam haditsnya, bahwa setiap anak cucu Adam lahir, maka jin akan menusuk lambung kiri dan kanan anak bayi. Dari urusan perut ini juga nantinya, anak cucu Adam akan mudah membunuh. Semuanya berasal dari urusan perut. Banyak sekali perkara yang terjadi di lingkungan kita juga berasal dari perkara perut.

Membunuh Jin

Banyak dari jin ini yang mengganggu sebuah keluarga seketurunan bahkan mengklaim bahwa tubuh orang-orang di keluarga tersebut adalah tempatnya. Kadang-kadang manusia tidak sadar dengan efek ganggungan dari jin yang ada di dalam tubuhnya. Bahkan merasa terbantu dengan keberadaan jin di dalam tubuh atau di dalam rumahnya.

Disini, yang perlu kita ingat baik-baik adalah dalam hadits, Rasululullah menegaskan bahwa tidak ada jin yang baik; kecuali dia hanya menetap selama tiga hari di dalam rumah atau tubuh seseorang. Bila ada jin yang menetap dalam tubuh atau rumah seseorang lebih dari tiga hari, maka tidak salah lagi, jin tersebut adalah jin kafir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membolehkan kita untuk membunuhnya.

Bagaimana cara membunuh jin? Caranya adalah ketika ada jin yang menampakkan diri, disaat itu kita boleh melempar atau memukulnya, maka jin itu akan mati. Mengapa demikian mudah? Karena di saat jin menampakkan diri, maka ia sudah menyalahi kodratnya sebagai mahluk jin. Di saat itulah kondisinya dalam keadaan yang sangat lemah. Karena itu, ketika kita melempar atau memukulnya, maka ia akan cepat mati.

Intinya, jangan memberi celah bagi jin untuk berinteraksi. Tidak ada yang dijanjikan oleh jin kecuali kebohongan dan kesesatan.  Semoga Allah Ta’ala senantiasa melindungi kita dari berbagai tipu daya mahluk-Nya yang ingin menyesatkan kita dari jalan menuju ridha-Nya.*