M.E.L.E.B.A.R (bukan sekedar menghujam dan menjulang)
Oleh: Nina Ginasari

 

Rasulullaah ﷺ bersabda:

. خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ .

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (yang lain)” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni) .

Manusia adalah makhluk sosial yang banyak dari kebutuhan hidupnya memerlukan orang lain. Dakwah butuh orang lain.  Muamalah juga butuh orang lain.  Maka Allaah ﷻ menghadirkan segala sesuatu, kehidupan hingga kematian untuk menguji, siapakah di antara Kita yang paling ahsan amalannya.

Allaah berfirman:

ٱلَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ

“yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,” (QS. Al-Mulk 67: Ayat 2)

Sehingga ujian apapun direspon dengan respon yang ajaib oleh orang beriman.  Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullaah ﷺ  bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Sebagaimana Allaah ﷻ firmankan dalam Al Qur’an

اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ    ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ   ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 45)

Shalat haruslah mencegah manusia pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.  Seorang wanita ahli tahajud, berakhir di neraka, manakala secara ritual vertikal baik, namun secara sosial horizontal failed, Karena kucing yang dikurungnya tidak diberinya makan dan minum.

Ada keberpihakan Allaah bagi sesiapa yang mengamalkan apa-apa yang sudah di”ilmui”nya,untuk senantiasa Allaah tambahkan dengan apa yang belum diketahuinya.  Ajaklah orang-orang atau komunitas terdekat kita berkebaikan dan bersegera dalam amalan shalihan, sehingga nilai manfaatnya untuk sesama menjadi lebih baik kualitas dan kuantitasnya.

Rasulullaah ﷺ dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

  مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

Artinya: “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allaah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.”  ​

Jadi teruslah menjadi baik dan kemudian membaikkan sesama. Tidak perlu menunggu bergelar Lc. dulu..Tapi

Mulailah dari hal kecil

Mulailah dari diri sendiri, dan

Mulailah sekarang.

Karena kata Nabi ﷺ

فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

“Demi Allaah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.”

Tentang amar ma’ruf nahiy munkar, kita temukan dalam Al Qur’an, diantaranya Surah 3:110, 16: 125, 31:17.

Jika kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain, maka tidaklah manfaat itu melainkan akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَ نْفُسِكُمْ ۗ وَاِ نْ اَسَأْتُمْ فَلَهَا ۗ فَاِ ذَا جَآءَ وَعْدُ الْاٰ خِرَةِ لِيَسٗٓئُوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidilaqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 7)

وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالصَّواب